HARKITNAS (Hari Kebangkitan Nasional) dan HARKITESYNAS (Hari Kebangkitan Ekonomi Syariah Nasional)

Ketika fajar menyingsing di tanah air pada 20 Mei 2025, tidak hanya cahaya mentari yang menerangi nusantara, tetapi juga semangat kebangkitan yang telah mengalir dalam darah bangsa sejak lebih dari seabad silam. Hari Kebangkitan Nasional kali ini memiliki makna yang lebih mendalam, karena bersamaan dengan gelombang transformasi ekonomi yang sedang mengalami momentum luar biasa – kebangkitan ekonomi syariah Indonesia. Di pusaran kehidupan perkotaan yang semakin kompleks, terlihat bagaimana prinsip-prinsip ekonomi syariah mulai menemukan tempat yang tidak lagi terpinggirkan. Bank-bank syariah yang dulunya hanya menjadi pilihan kedua, kini berdiri megah dengan gedung-gedung pencakar langit, melayani jutaan nasabah yang mulai memahami filosofi ekonomi yang tidak hanya mengejar keuntungan material semata. Suara panggilan maghrib dari masjid-masjid di setiap sudut kota seolah mengingatkan kita bahwa kebangkitan ini bukan sekadar tentang angka-angka di neraca keuangan, melainkan tentang harmonisasi antara spiritualitas dan materialitas.

Dalam pasar-pasar tradisional yang masih bertahan di tengah gempuran modernisasi, pedagang-pedagang kecil mulai mengenal konsep mudharabah dan musyarakah sebagai alternatif pembiayaan yang lebih adil. Mereka tidak lagi harus terjerat dalam lingkaran bunga yang mencekik, tetapi dapat bermitra dengan lembaga keuangan syariah dalam semangat gotong royong yang sejak dahulu menjadi jiwa bangsa Indonesia. Aroma rempah-rempah dan hiruk-pikuk tawar-menawar di pasar-pasar ini menjadi saksi bisu bagaimana ekonomi syariah tidak hanya hidup dalam teori, tetapi mengakar dalam kehidupan sehari-hari masyarakat.

Transformasi ini semakin terasa kuat ketika melihat bagaimana generasi milenial dan Gen Z mulai memilih produk-produk halal bukan hanya sebagai kewajiban agama, tetapi sebagai gaya hidup. Dari aplikasi finansial teknologi yang menawarkan investasi syariah, hingga e-commerce yang khusus menjual produk-produk halal, semua menunjukkan bahwa kebangkitan ekonomi syariah telah menjadi bagian integral dari digitalisasi ekonomi Indonesia. Cahaya layar smartphone yang menyinari wajah-wajah muda di malam hari tidak lagi hanya menampilkan permainan atau media sosial, tetapi juga platform-platform investasi syariah yang menjanjikan masa depan yang lebih baik. Ketika matahari mulai tinggi pada siang hari, terlihat bagaimana industri halal Indonesia mulai merambah pasar global. Produk-produk makanan halal buatan dalam negeri tidak lagi dipandang sebelah mata di pasar internasional. Dari kerupuk buatan industri rumahan di Sidoarjo hingga kosmetik halal yang diproduksi di Bekasi, semua memiliki label halal yang menjadi jaminan kualitas bukan hanya bagi konsumen Muslim, tetapi juga konsumen global yang semakin sadar akan pentingnya produk yang bersih dan etis.

Sore hari di kompleks perkantoran Jakarta, para eksekutif muda mulai membicarakan sukuk sebagai instrumen investasi yang menarik. Mereka tidak lagi melihat investasi syariah sebagai sesuatu yang konservatif atau memberikan return rendah. Sebaliknya, mereka mulai memahami bahwa investasi yang berlandaskan prinsip syariah justru lebih sustainable dan memberikan dampak positif tidak hanya bagi investor, tetapi juga bagi masyarakat luas. Gemerlap lampu gedung-gedung perkantoran di malam hari seolah melambangkan optimisme terhadap masa depan ekonomi syariah Indonesia. Di pesantren-pesantren yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, para santri tidak lagi hanya belajar ilmu agama dalam makna sempit. Mereka juga dibekali dengan pemahaman tentang ekonomi syariah yang aplikatif. Dari pondok pesantren inilah lahir entrepreneurs muda yang tidak hanya menguasai teknologi modern, tetapi juga memiliki integritas moral yang kuat dalam berbisnis. Pesantren-pesantren ini telah menjadi inkubator bagi lahirnya generasi Muslim yang tidak hanya shalih secara spiritual, tetapi juga cerdas secara ekonomi.

Momentum Hari Kebangkitan Nasional 2025 menjadi titik refleksi yang tepat untuk melihat sejauh mana ekonomi syariah telah berkembang di Indonesia. Dari yang dulunya hanya menjadi wacana di kalangan akademisi dan aktivis, kini ekonomi syariah telah menjadi bagian nyata dari kehidupan ekonomi bangsa. Bank Indonesia telah menetapkan target yang ambisius untuk pertumbuhan industri keuangan syariah, sementara pemerintah terus memberikan dukungan melalui berbagai regulasi yang kondusif.

Kebangkitan ekonomi syariah ini bukan sekadar fenomena ekonomi, tetapi juga merupakan manifestasi dari pencarian jati diri bangsa yang berusaha menggabungkan antara nilai-nilai modern dengan kearifan tradisional. Seperti halnya pergerakan kebangkitan nasional yang dimulai oleh Budi Utomo pada 1908, kebangkitan ekonomi syariah hari ini juga dimotori oleh kesadaran kolektif bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi kiblat ekonomi syariah dunia.

Angin sore yang bertiup dari laut selatan mengingatkan kita bahwa kebangkitan ini masih dalam perjalanan panjang. Masih banyak tantangan yang harus dihadapi, mulai dari literasi masyarakat yang belum merata, infrastruktur yang perlu diperkuat, hingga persaingan dengan sistem ekonomi konvensional yang sudah mapan. Namun, seperti halnya perjuangan kemerdekaan yang tidak mudah, kebangkitan ekonomi syariah juga memerlukan ketekunan, kesabaran, dan kerja keras dari seluruh elemen bangsa.

Ketika hari mulai beranjak malam dan lampu-lampu kota mulai berkelap-kelip, terdapat harapan besar bahwa ekonomi syariah Indonesia akan terus mengukir prestasi di pentas global. Indonesia dengan populasi Muslim terbesar di dunia memiliki tanggung jawab moral untuk membuktikan bahwa sistem ekonomi yang berlandaskan nilai-nilai Islam dapat berjalan seiring dengan pembangunan ekonomi yang modern dan inklusif. Hari Kebangkitan Nasional 2025 bukan hanya menjadi momen untuk merayakan pencapaian masa lalu, tetapi juga untuk menatap masa depan dengan optimisme. Kebangkitan ekonomi syariah yang sedang terjadi hari ini adalah bukti bahwa bangsa Indonesia mampu bangkit dan berdikari dengan kekuatan sendiri, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh para pendahulu. Semoga momentum ini dapat terus berlanjut, sehingga Indonesia benar-benar dapat menjadi mercusuar peradaban ekonomi syariah bagi dunia.

Penulis : Moh. Ihsan, MM.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *