Kompetisi sebagai Media Pendidikan: Upaya Mahasiswa STAI Senori Tuban Meningkatkan Kompetensi dan Kepercayaan Diri

Dalam dunia pendidikan, kompetisi dapat dipandang sebagai salah satu bentuk media pedagogis. Melalui kompetisi, mahasiswa belajar banyak hal yang tidak selalu mereka peroleh di dalam kelas. Mereka ditempa untuk mengelola rasa gugup saat tampil di depan khalayak, mengasah keterampilan komunikasi, serta melatih manajemen waktu agar setiap persiapan bisa dijalankan dengan baik. Mahasiswa STAI Senori Tuban menunjukkan antusiasme yang luar biasa ketika mengikuti Pemuda Pelopor Tuban Competition pada Selasa, 18 Februari 2025. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Rapat Raden Said Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (DISBUDPORAPAR) Kabupaten Tuban. Partisipasi mereka dalam ajang ini bukan hanya sebatas meramaikan acara, melainkan juga sebagai upaya untuk melatih diri dalam meningkatkan kompetensi, kreativitas, serta menumbuhkan rasa percaya diri. Semua pengalaman itu menjadi bekal penting dalam proses pembentukan karakter.

Program Pemuda Pelopor yang diadakan setiap tahun oleh Pemerintah Kabupaten Tuban melalui DISBUDPORAPAR memang berorientasi untuk mencari pemuda-pemudi yang memiliki gagasan inovatif dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, seni budaya, lingkungan, hingga teknologi. Namun, di balik itu tersimpan nilai pedagogis yang sangat kuat: mahasiswa belajar bagaimana sebuah gagasan harus diuji, dipresentasikan, dan dipertanggungjawabkan di hadapan orang lain. Dengan begitu, mereka tidak hanya berkompetisi untuk menang, tetapi juga berlatih untuk bertumbuh sebagai pribadi yang matang dan bermanfaat bagi masyarakat. Orientasi dalam berkompetisi dalam kebaikan atauفَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ   antara lain yaitu:

  1. Mencari ridho Allah
  2. Mendapatkan pahala
  3. Taqarrob ilallah (mendekatkan diri pada Allah)
  4. Management waktu
  5. Memberikan manfaat bagi diri sendiri dan orang lain        

“وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا ۖ فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ ۚ Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan.

Lebih dalam lagi, orientasi berkompetisi juga memiliki makna spiritual. Islam mengajarkan umatnya untuk fastabiqul khairat—berlomba-lomba dalam kebaikan. Hal ini bukan hanya sekadar semangat kompetisi, melainkan juga pendidikan ruhani: mencari ridha Allah, mendekatkan diri pada-Nya, serta berusaha memberi manfaat bagi sesama. Dengan demikian, setiap pengalaman berkompetisi bukan hanya melatih kecerdasan intelektual, tetapi juga menanamkan nilai-nilai keikhlasan dan tanggung jawab moral.

Dari sinilah dapat dipahami bahwa keterlibatan mahasiswa STAI Senori Tuban dalam Pemuda Pelopor Competition adalah bagian dari proses pendidikan yang utuh: membentuk kompetensi, mengasah kreativitas, menumbuhkan rasa percaya diri, sekaligus mendidik jiwa mereka untuk selalu siap berlomba dalam kebaikan.

Penulis: Umi Rossy Mardhiyah, M.Pd.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *