Oleh: Moh. Ihsan (Dosen STAI Senori Tuban)
Idul Adha, atau yang sering kali disebut sebagai Hari Raya Kurban, ini merupakan salah satu perayaan besar dalam agama Islam, di mana umat Islam dianjurkan untuk berkurban sebagaimana Hadits Nabi SAW. Berikut:
Artinya: “Dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda : “Tidak ada amalan yang dilakukan oleh anak Adam pada hari Nahr (Idul Adha) yang lebih dicintai oleh Allah selain dari pada mengucurkan darah (hewan qurban). Karena sesungguhnya ia (hewan qurban) akan datang pada hari kiamat dengan tanduk, bulu, dan kukunya. Dan sungguh, darah tersebut akan sampai kepada (ridho) Allah sebelum tetesan darah tersebut jatuh ke bumi, maka bersihkanlah jiwa kalian dengan berqurban.” (HR. Tirmidzi : 1413)
Berqurban juga merupakan gambaran bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT atas banyaknya nikmat yang telah diberikan kepada kita, sebagaimana yang termaktub
dalam ayat berikut:
Artinya: “Sungguh, Kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak. Maka laksanakanlah shalat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah (sebagai ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah).” (QS. Al-Kauṡar : 1-2)
Umat islam juga meyakini bahwa ibadah qurban memiliki keutamaan yang sangat banyak. Sehingga kita semuanya terus berusaha menggapai keutamaan tersebut setiap tahunnya. Diantara keutamaan yang terkandung pada ibadah kurban adalah sebagaimana yang disampaikan Hadits Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Hadits Nomor 3118 :
َArtinya: “Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Khalaf Al ‘Asqalani] telah menceritakan kepada kami [Adam bin Abu Iyas] telah menceritakan kepada kami [Sallam bin Miskin] telah menceritakan kepada kami [A’idzullah] dari [Abu Daud] dari [Zaid bin Arqam] dia berkata, “Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah maksud dari hewan-hewan kurban seperti ini?” beliau bersabda: “Inimerupakan sunnah (ajaran) bapak kalian, Ibrahim.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, lantas apa yang akan kami dapatkan dengannya?” beliau menjawab: “Setiap rambut terdapat kebaikan.” Mereka berkata, “Bagaimana dengan bulu-bulunya wahai Rasulullah?” beliau menjawab: “Dari setiap rambut pada bulu-bulunya terdapat suatu kebaikan.” |
Selain makna dan keutamaan yang yang diuraikan di atas, ada kandungan makna lain yang diyakini dan dirasakan bagi umat Muslim di seluruh dunia, yakni lebih dari sekadar ritual penyembelihan hewan, Idul Adha juga mengandung pesan spiritual dan sosial yang kaya akan nilai-nilai kehidupan. |
Sejarah, Latar Belakang dan Makna yang terkandung pada Hari Raya Kurban
Sejarah awal Idul Adha adalah memperingati kisah pengorbanan Nabi Ibrahim yang bersedia untuk mengorbankan putranya yang bernama Ismail, sebagai bentuk ketaatan kepada Allah. Dalam kisah tersebut, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba tepat sebelum pengorbanan dilakukan. Peristiwa ini mengajarkan pentingnya ketaatan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menjalankan perintah Allah.
1) Makna Spiritual yang terkandung pada Idul Adha antara lain:
a) MaknaKetaatandanKepatuhan
Idul Adha mengingatkan kita tentang pentingnya ketaatan kepada Tuhan. Nabi Ibrahim menunjukkan bahwa kepatuhan total kepada Allah adalah bentuk tertinggi dari iman. Ini mengajarkan kita untuk selalu memprioritaskan perintah Allah dalam setiap aspek kehidupan kita.
b) MaknaPengorbanan
Konsep pengorbanan dalam Idul Adha tidak hanya terbatas pada penyembelihan hewan. Ini melambangkan kesiapan umat Muslim untuk berkorban demi kebaikan yang lebih besar, baik itu harta, waktu, maupun tenaga untuk membantu sesama.
c) Makna Keikhlasan
Idul Adha mengajarkan bahwa tindakan yang dilakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih adalah yang paling mulia di mata Allah. Keikhlasan Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah tanpa ragu menjadi teladan bagi umat Muslim.
2) Makna Sosial yang dapat diambil sebagai pelajaran pada Idul Adha diantaranya:
a) MaknaSolidaritasdanKepedulianSosial
Salah satu aspek penting dari Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban yang mana dagingnya kemudian dibagikan kepada yang membutuhkan. Ini memperkuat rasa solidaritas dan kepedulian sosial di antara umat Muslim. Berbagi daging kurban dengan fakir miskin serta tetangga mempererat tali persaudaraan dan mengurangi kesenjangan sosial.
b) Makna Kebersamaan dan Persatuan
Idul Adha adalah momen di mana umat Muslim berkumpul untuk melaksanakan salat ‘Id bersama-sama. Kebersamaan ini memperkuat rasa persatuan dan kebersamaan dalam komunitas Muslim, menjembatani perbedaan sosial, budaya, dan ekonomi.
c) Makna Penguatan Ikatan Keluarga
Idul Adha juga menjadi kesempatan bagi keluarga untuk berkumpul dan menghabiskan waktu bersama. Melalui kegiatan bersama seperti menyembelih hewan kurban dan memasak, maka akan dapat memperkuat ikatan emosional dan kasih sayang di antara anggota keluarga.
d) Refleksi Pribadi
Setiap perayaan Idul Adha, umat Muslim diajak untuk merenungkan kembali makna pengorbanan dan ketaatan dalam kehidupan sehari-hari. Apakah kita sudah benar- benar ikhlas dalam beribadah? Apakah kita sudah cukup peduli dan berbagi dengan sesama? Idul Adha menjadi waktu yang tepat untuk evaluasi diri dan memperbaiki hubungan kita dengan Tuhan dan manusia.
Jadi Kesimpulannya Idul Adha adalah lebih dari sekadar hanya peringatan hari raya dengan ritual penyembelihan hewan. Idul Adha juga merupakan simbol ketaatan, pengorbanan, keikhlasan, dan solidaritas. Melalui pemaknaan yang mendalam, Idul Adha mengajarkan umat Muslim untuk menjadi pribadi yang lebih baik, peduli terhadap sesama, dan selalu mengutamakan perintah Allah dalam kehidupan sehari- hari. Akhirnya Mari kita rayakan Idul Adha dengan hati yang bersih, penuh rasa syukur, dan semangat berbagi agar tercipta Solidaritas dan Persatuan.
“Selamat Hari Raya Idul Adha 1445 H, Mohon Maaf Lahir dan Bathin”