Momentum Hari Raya Idul Fitri dan Pertumbuhan Ekonomi Syariah di Indonesia

Hari Raya Idul Fitri telah menjadi salah satu momen keagamaan yang paling dinantikan dan dirayakan secara meriah di Indonesia. Setiap tahunnya, jutaan umat Muslim di seluruh penjuru negeri menyambut hari kemenangan ini dengan suka cita setelah menjalani puasa selama sebulan penuh. Tak hanya merupakan momen sakral dalam konteks keagamaan, Idul Fitri juga membawa dampak luar biasa terhadap roda perekonomian, khususnya ekonomi syariah yang kini semakin berkembang di tanah air.

Menjelang Idul Fitri, aktivitas ekonomi mengalami lonjakan signifikan. Pusat-pusat perbelanjaan dipenuhi masyarakat yang berbondong-bondong membeli kebutuhan lebaran. Industri makanan dan minuman halal menjadi salah satu sektor yang paling merasakan peningkatan permintaan. Berbagai produk khas lebaran seperti ketupat, rendang, opor ayam, dan aneka kue tradisional menjadi incaran konsumen. Para pengusaha makanan dan restoran halal memanfaatkan momentum ini untuk meningkatkan produksi dan penjualan mereka, sehingga turut mendorong pertumbuhan industri halal yang merupakan bagian integral dari ekonomi syariah.

Sektor fashion muslim juga mengalami gelombang permintaan yang luar biasa. Tradisi mengenakan pakaian baru saat Idul Fitri telah menjadi budaya yang mengakar kuat di masyarakat Indonesia. Desainer dan produsen busana muslim berlomba menciptakan koleksi terbaru untuk menarik minat konsumen. Butik-butik pakaian muslim dan department store ramai dikunjungi pembeli yang ingin tampil spesial di hari yang istimewa ini. Fenomena ini tidak hanya meningkatkan omzet penjualan, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat fashion muslim dunia, yang menjadi komponen penting dalam ekosistem ekonomi syariah global.

Dalam lima tahun terakhir (2020-2024), ekonomi syariah di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang menggembirakan meskipun menghadapi tantangan pandemi COVID-19. Berdasarkan data dari Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), industri keuangan syariah Indonesia mencatat pertumbuhan aset yang konsisten. Pada tahun 2020, di tengah pandemi, perbankan syariah tetap tumbuh sekitar 13%, jauh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan perbankan konvensional yang hanya sekitar 3%. Tahun 2021 menjadi titik balik ketika ekonomi mulai pulih, perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan hingga 21%, didorong oleh merger bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) yang diresmikan pada Februari 2021.

Momen Idul Fitri selalu menjadi katalisator pertumbuhan ekonomi syariah. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa setiap tahun, transaksi keuangan selama periode Ramadhan hingga Idul Fitri meningkat sekitar 30-40% dibandingkan bulan-bulan biasa. Fenomena ini konsisten terlihat dari tahun 2019 hingga 2024, dengan tren pertumbuhan yang semakin meningkat setelah pandemi. Tahun 2022 mencatat rekor baru ketika transaksi digital berbasis syariah selama Ramadhan dan Idul Fitri meningkat hampir 60% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, menurut laporan Asosiasi Fintech Syariah Indonesia (AFSI).

Praktik zakat fitrah dan sedekah yang menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan Idul Fitri juga memberikan kontribusi signifikan terhadap sistem ekonomi syariah. Berdasarkan data BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional), pengumpulan zakat di Indonesia mengalami pertumbuhan rata-rata 24% per tahun selama periode 2019-2023. Khusus untuk zakat fitrah yang terkumpul menjelang Idul Fitri, tercatat peningkatan dari Rp 6,7 triliun pada 2019 menjadi hampir Rp 11,2 triliun pada 2023. Angka ini diprediksi terus meningkat hingga mencapai Rp 13,5 triliun pada 2024. Peningkatan ini tidak terlepas dari digitalisasi pembayaran zakat yang semakin mudah melalui platform fintech syariah dan perbankan syariah.

Ekonomi digital berbasis syariah juga mengalami pertumbuhan pesat dalam lima tahun terakhir, terutama terlihat jelas pada masa Idul Fitri. Menurut laporan Kementerian Perdagangan, transaksi e-commerce selama periode Ramadhan-Idul Fitri meningkat rata-rata 42% setiap tahunnya dari 2020 hingga 2024. Yang menarik, produk-produk halal dan syariah menjadi kategori dengan pertumbuhan tertinggi, mencapai 53% pada tahun 2023. Platform marketplace seperti Tokopedia dan Shopee mencatat bahwa kampanye Ramadhan dan Idul Fitri selalu menjadi momen penjualan tertinggi, dengan produk fashion muslim, makanan halal, dan kebutuhan ibadah menjadi kategori terlaris.

Industri pariwisata halal juga mendapat dorongan signifikan selama periode Idul Fitri. Berdasarkan data Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, jumlah wisatawan domestik yang melakukan perjalanan selama libur Idul Fitri meningkat dari 14,9 juta orang pada 2019 menjadi sekitar 19,7 juta orang pada 2023, setelah sempat turun drastis selama pandemi. Ekonomi pariwisata halal diperkirakan menyumbang sekitar Rp 28 triliun terhadap PDB Indonesia pada periode Idul Fitri 2023, meningkat 32% dibandingkan tahun 2022.

Menariknya, sektor investasi syariah juga mengalami pertumbuhan yang konsisten. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa nilai outstanding sukuk negara meningkat dari Rp 835 triliun pada 2020 menjadi sekitar Rp 1.400 triliun pada awal 2024. Menjelang Idul Fitri, tercatat adanya peningkatan minat masyarakat terhadap instrumen investasi syariah, dengan kenaikan transaksi reksa dana syariah sekitar 27-35% setiap tahunnya selama periode 2020-2024.

Dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan momentum perayaan Idul Fitri yang rutin setiap tahun, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi syariah global. Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia (MEKSI) 2019-2024 yang diluncurkan pemerintah telah menunjukkan hasil positif dengan pertumbuhan ekonomi syariah yang konsisten di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Menurut State of the Global Islamic Economy Report, Indonesia terus mengalami peningkatan peringkat dalam indeks ekonomi Islam global, bergerak dari peringkat 10 pada 2018/2019 menjadi peringkat 4 pada laporan 2023/2024.

Ekosistem ekonomi syariah yang terus berkembang, didukung oleh momentum Idul Fitri, diharapkan dapat menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil, inklusif, dan berkelanjutan. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi syariah tidak hanya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia, tetapi juga memberikan kontribusi positif bagi perekonomian nasional secara keseluruhan.

 

 

Penulis: Moh. Ihsan, M.M.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *