Oleh : Ika NR
Sebagian masyarakat di senori masih menjalankan dan memegang teguh tradisi yang sudah dilakukan sejak zaman dahulu, salah satu tradisi tersebut adalah bancaan. Bancaan merupakan suatu peringatan hari kelahiran seseorang berdasarkan hitungan weton jawa yang dilakukan pada setiap bulan muharram. menurut buku 12 Bulan Mulia-Amalan Sepanjang Tahun oleh Abdurrahman Ahmad As, amalan sedekah juga disebut sebagai amalan utama pada hari Asyura yang dilandasi dari riwayat hadits Sufyan bin Uyainah RA.
مَنْ وَسَّعَ عَلَى عِيَالِهِ يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَسَّعَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي سَنَتِهِ كُلِّهَا
Artinya: Barang siapa memberikan kelapangan bagi keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkannya di keseluruhan tahun itu. (HR Ath-Thabrani dan Al-Hakim)
Sejalan dengan pernyataan tersebut, sebagian besar di senori melakukan sedekah kepada tetangga sekitar dengan mengadakan tradisi bancaan atau memperingati hari lahir berdasarkan perhitungan weton jawa. Sedekah berupa makanan, yang dilakukan berdasrakan hadis, yaitu sedekah yang terbaik adalah memberikan makanan. Hampir setiap orang melakukan bancaan atau hari peringatan kelahiran sebagai rasa syukur kepada Allah SWT.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رَجُلًا سَأَلَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَيُّ الْإِسْلَامِ خَيْرٌ قَالَ تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَمَنْ لَمْ تَعْرِفْ (رواه البخاري)
Artinya: Dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhuma: Seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Islam bagaimanakah yang baik?” Beliau menjawab, “Kamu memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kamu kenal dan orang yang tidak kamu kenal.” (HR. Bukhari)
Pada tradisi bancaan tersebut, setiap warga masyarakat di desa tersebut akan berbagi makanan kepada tetangga pada saat hari bertepatan hari kelahiran.
Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 267 :
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّآ اَخْرَجْنَا لَكُمْ مِّنَ الْاَرْضِ ۗ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيْثَ مِنْهُ تُنْفِقُوْنَ وَلَسْتُمْ بِاٰخِذِيْهِ اِلَّآ اَنْ تُغْمِضُوْا فِيْهِ ۗ وَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ٢٦٧
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untukmu. Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu infakkan, padahal kamu tidak mau mengambilnya, kecuali dengan memicingkan mata (enggan) terhadapnya. Ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”
Pada acara bancaan tersebut berisi doa dan dzikir yang menjadi amalan dalam ajaran ahlusssunnah wal jamaah dan sesuai ajaran Islam yang memerintahkan untuk memperbanyak dzikir dan doa, meski menurut buku Koreksi Doa dan Zikir antara yang Sunnah dan Bid’ah oleh Bakr bin Abdullah Abu Zaid, amalan seperti ini tidak ada syariatnya, sejumlah pendapat meyakini tidak ada salahnya memohon kebaikan saat memasuki tahun baru. Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dalam buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun mengatakan, isi bacaan doa awal tahun bisa memanjatkan pertolongan Allah SWT terhindar dari tipu daya setan, diampuni dosanya setahun sebelumnya, serta memperoleh keberkahan dan kenikmatan dari Allah SWT pada tahun berikutnya. Doa ini juga termaktub dalam kitab Maslakul Akhyar dari Sayid Utsman bin Yahya. Selain doa dan dzikir yang dilakukan bersama pada setipa yang memiliki hajat, nilai yang terkandung dalam tradisi bancaan tersebut adalah dapat memperpanjang umur, hal tersebut disebabkan terjalinnya silaturahim antar warga yang di dalam hadis dapat memperpanjang umur dan melapangkan rezeki..
Hadits menyebutkan:
مَنْ أَحَبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ فِي رِزْقِهِ وَيُنْسَأَ لَهُ فِي أَثَرِهِ فَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan ditangguhkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), hendaklah ia bersilaturahim.” (HR. Bukhari dan Muslim).