Pemanasan global menjadi isu lingkungan yang serius saat ini. Pemanasan global, yang disebabkan oleh peningkatan emisi gas rumah kaca, menyebabkan berbagai masalah seperti perubahan iklim, kenaikan permukaan air laut, dan bencana alam. Pemanasan global memiliki dampak yang signifikan terhadap ekonomi dan kehidupan. Terkait hal tersebut, menurut perspektif Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan alam, kelestarian lingkungan, serta tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi demi keberlangsungan hidup untuk mencapai kesejahteraan yang falah.
Dampak ekonomi pemanasan global meliputi kerugian akibat bencana alam, gangguan pada produksi pertanian, kerugian sektor pariwisata, perubahan sumber daya energi, dan gangguan rantai pasokan. Selain itu, pemanasan global juga berdampak pada kualitas hidup dan kesehatan manusia.
Ajaran Islam mendorong umatnya untuk berupaya menjaga alam dari kerusakan dan memanfaatkan sumber daya alam secara bijaksana. Islam juga menekankan pentingnya keadilan sosial dan ekonomi, sehingga pemanasan global yang berdampak pada kemiskinan dan ketidakadilan harus diatasi.
Ekonomi Islam, dengan prinsipnya yang menekankan keberlanjutan, keadilan, serta halalan toyyiban, dinilai dapat berperan penting dalam mengatasi pemanasan global yang makin menghawatirkan melalui pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab, investasi hijau, dan mendorong praktik bisnis yang ramah lingkungan dinilai cocok dengan agenda keberlanjutan dalam isu lingkungan.
Berikut adalah beberapa poin penting tentang peran ekonomi Islam dalam pemanasan global:
Prinsip Keberlanjutan dan Keseimbangan:
Ekonomi Islam menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kebutuhan manusia dan perlindungan lingkungan, mendorong penggunaan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Prinsip Keadilan:
Prinsip keadilan dalam ekonomi Islam mendorong distribusi sumber daya yang adil, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan akibat pemanasan global.
Investasi Hijau:
Ekonomi Islam mendorong investasi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan, seperti sukuk hijau (green sukuk) yang dapat membiayai proyek-proyek energi terbarukan dan infrastruktur hijau.
Prinsip Falah:
Prinsip falah yang mencakup menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta, mendorong umat Islam untuk menjaga lingkungan demi kesejahteraan generasi mendatang.
Prinsip Sosial dan Etika Bisnis:
Etika bisnis Islam menuntut praktik bisnis yang adil dan bertanggung jawab, termasuk dalam pengelolaan sumber daya alam dan penanganan limbah.
Penerapan Carbon Tax:
Beberapa kalangan berpendapat bahwa ekonomi Islam dapat mendukung penerapan carbon tax sebagai upaya untuk menjaga lingkungan hidup dan mendapatkan penerimaan negara untuk kemaslahatan masyarakat.
Contoh Penerapan:
Sukuk Berkelanjutan (Green Sukuk): Instrumen keuangan Islam yang digunakan untuk membiayai proyek-proyek ramah lingkungan, seperti energi terbarukan dan infrastruktur hijau.
Perbankan Syariah: Perbankan syariah dapat mendorong investasi hijau dengan memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek yang ramah lingkungan.
Zakat dan Infak: Zakat dan infak dapat digunakan untuk membiayai program-program lingkungan, seperti penanaman pohon dan pengelolaan sampah.
Penulis: Ika Nazilatur Rosida, S.Sos., M.E