Persaingan dalam Dunia Bisnis Transportasi Otobus di Moment Lebaran

Hari raya idul Fitri merupakan salah satu momentum yang sangat di nanti oleh para masyarakat khususnya masyarakat ibukota dan perantau. Salah satu yang sangat di nanti yaitu mudik atau yang disebut dengan pulang kampung, momentum ini sangat di nanti juga oleh para pengusaha transportasi khususnya PT otobus. Di saat mudik ini adalah ladang untuk mengembalikan pemasukan yang kurang memenuhi target harian dengan cara menaikkan harga tiket yang awalnya hanya sekitar 200an menjadi duakali lipat ketika puncak nya.

Kenaikan harga ini di berlakukan secara bertahap untuk mudik dan untuk arus balik biasanya di balik, yang awalnya di puncak arus mudik sekarang di gunakan untuk harga di puncak arus balik. Harga Tersebut sudah termasuk asuransi dan service makan. Bisa di cek di media sosial tiap po bus, misal di po bus A dengan po bus B akan ada beda harga dan berpengaruh di fasilitas dan jarak tujuan dan asal naik.

Persaingan di sini adalah persaingan fasilitas yang di tawarkan dan armada yang akan mengantarkan ke tujuan. Ada beberapa kelas, mulai kelas patas sampai slepper. Persaingan usaha yang dilakukan oleh para pengusaha Otobus di tiap daerah sangat terasa sekali. Bagi mereka yang sudah terbiasa mudik menggunakan bus, akan selalu update dan kolektif dalam memilih bus.

Ada juga bus yang selalu laris dan menjadi andalan di karenakan memiliki keunggulan diantaranya tepat waktu dan nyaman sesuai dengan ekspektasi para pelanggan. Untuk itu, masyarakat banyak pilihan untuk mudik bukan hanya kereta api atau pesawat terbang melainkan ada bis.

Pengusaha Otobus berjibaku menarik pelanggan dengan menghadirkan berbagai macam jenis dan model tempat duduk dalam bus. Meski harus mengangsur ataupun lunas yang penting armada baru dan nyaman serta banyak menarik pelanggan sudah di lakukan. Namun, kepercayaan dan pelayanan di nilai oleh para pelanggan. Terkadang di tengah jalan ada trouble menjadi nilai minus dari pelayanan, crew yang kurang ramah juga menjadi evaluasi tersendiri dari manajemen.

Saat ini masih menjadi pilihan alternatif karena tidak kebagian tiket kereta api dan dengan paksaan karena bisa mendadak pesan tiket nya. Agen – agen pun berlomba mempromosikan tempat duduk yang tersedia, jika sudah bagian belakang kalau tidak terpaksa, tidak akan di pesan, karena rata rata Ingin di depan duduknya dengan harga tarif tuslah terkadang ada diskon. Jadi, Lebaran Tahun ini apakah sudah merasakan mudik dan Balik Naik Bus?

 

Penulis : Moh. Dhofir Jenny Al Fahmi, SH., M.H.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *